makalah tentang experimental research




A.    PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Sebagai seorang peneliti, seharusnya mengetahui apa yang menjadi tujuan dan objek penelitiannya. hal ini akan memudahkan peneliti untuk menentukan metode yang akan digunakan dalam peneletiannya dalam hal mencapai tujuan peneliti. banyak sekali pilihan metode yang dapat digunakan. Akan tetapi tidak semua metode cocok digunakan. Salah satu metode Penelitian yang memiliki derajat kepastian yang dianggap paling tinggi adalah penelitian eksperimen.  Penelitian eksperimen adalah penelitian yang mencoba melihat masa depan sehingga bersifat prediktif. Kondisi diatur sedemikian rupa oleh peneliti, perlakuan terhadap objek dilakukan, akibat suatu perlakuan dilakukan secara cermat, faktor luar yang mungkin  berpengaruh dikendalikan, dengan harapan derajat kepastian jawaban semakin tinggi.

Untuk dapat melaksanakan suatu Eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian Eksperimen, baik yang berkaitan dengan variabel, , karakteristik, tujuan, serta langkah-langkah dalam Penelitian Eksperimen.
Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai penelitian eksperimen, dalam makalah ini yang berjudul “Experimental Research” akan dibahas mengenai Metode Penelitian Eksperimen beserta hal-hal terkait di dalamnya.
2.      Rumusan masalah
a.       Apa pengertian penelitian eksperimen?
b.       Bagimana bentuk-bentuk penelitian eksperimen?
c.       Bagaimana Karakteristik penelitian eksperimen?
3.      Tujuan penulisan
a.        Mengetahui pengertian penelitian eksperimen.
b.      Mengetahui bentuk-bentuk penelitian eksperimen.
c.       Fraenkel, Jack R dan Norman E. Wallen. 2006. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGrow-Hill Inc.
d.      Gall, M.B., Gall, J.P. and Borg, W.R. 2003. Educational Research: An Introduction. New York: Pearson Education Inc.
e.       Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian
Menurut Creswell penelitian eksperimen merupakan penelitian untuk menguji suatu ide, praktek atau prosedur untuk menentukan apakah mempengaruhi hasil atau variabel dependen.  Selanjutnya  Creswell menjelaskan  eksperimen digunakan ketika ingin membangun kemungkinan sebab dan akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Peneliti mengontrol semua variabel yang mempengaruhi hasil kecuali untuk variabel independen. Kemudian, ketika variabel independen mempengaruhi variabel dependen, kita dapat mengatakan variabel independen "penyebab" atau "mungkin disebabkan" variabel dependen.[1]
McMillan mengatakan “in experimental research, the researchers can manipulate of factors (variables) that may influence subjects and then see what happens ti the subjects’ responses as a result”.[2] Jadi dalam penelitian eksperimen, peneliti dapat memanipulasi faktor-faktor (variabel) yang mungkin mempengaruhi subjek, kemudian melihat respon dari subjek tersebut sebagai hasilnya.
Menurut Gay dalam Emzir, penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat.[3]
Experimental Research (Penelitian Eksperimen) adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu  terhadap  yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.[4]
2.      Bentuk-Bentuk Desain Eksperimen
Ada beberapa bentuk Desain Eksperimen yang dapat digunakan, yaitu Pre-Experimental Design, True- Experimental Design, factorial Design dan quasi Experimental Design. Bentuk-bentuk penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :


One-Shot Case Studi
 
                                                     
 


                                                           


 











a.      Pre Experimental (Nondesigns)
Dikatakan Pre Experimental Design karena, desain ini belum merupakan Eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya Variabel Dependen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel control, sampel tidak dipilih secara random.
Ada beberapa macam bentuk Pre Experimental
(1)   One Shot Case Studi
Paradigma dalam Penelitian Eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
X O
 
X =


O =
Treatment yang diberikan (Variable Independen)

Observasi (Variable Dependen)


Model eksperimen dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelmpok diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Treatmen adalah sebagai Variable Independen dan hasil adalah sebagai Variable Dependen).
Contoh :
Pengaruh ruang kelas ber AC  (X) terhadap daya tahan belajar murid (O).
Terdapat kelompok murid yang menggunakan ruang ber AC kemudian setelah diukur daya tahan belajar diukur dengan membandingkan daya tahan tahan sebeluk menggunakan AC dengan daya tahan setelah menggunakan AC, misalnya sebelum menggunakan ruang kelas ber AC daya tahan belajarnya setiap hari adalah 4 jam, setelah menggunakan  AC daya tahan belajarnya adalah 6 jam, jadi pengaruh ruang kelas ber AC terhadap daya tahan belajar murid adalah 6-4 = 2 jam.
(2)   One Group Pretest-Posttest Design
Pada desain ini terdapat Pretest, sebelum diberi perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan, desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

 
 






O1 =
O2 =
Nilai Pretest (Sebelum diberi diklat)
Nilai Postest (Setelah diberi diklat)

Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2O1)

(3)   Intec-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk Eksperimen (yaitu diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma penelitianya dapat digambarkan sebagai berikut:


X          O1
O2
 
O1 =


O2 =
Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan.

Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan.



Pengaruh perlakuan = O1O2

Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi (O1) dan dua kelas dengan motede ceramah (O2). Setelah tiga bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang diajar dengan metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek mengelas. (O1-O2). [5]
b.      True Experimental Design
Dikatakan True Experimental (Eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalanya Eksperimen. Dengan demikian Validitas Internal (Kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari True Experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk Eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control dan sampel dipilih secara random.
Tujuan Eksperimen sungguhan adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kondisi perlakuan dan perbandingan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.[6]
(1)           Posttest Only Control Design


R          X          O2
R                      O4
 
 
RRR

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara Random (R). kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan (Treatment) adalah (O1 : O2).
(2)   Pretest-posttest Control Group Design
R          O1        X          O2
R          O3                    O4
 
 



Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilh secara random (R). kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan (Treatment) adalah (O1 : O2).
      Kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan anatara kelompok eksperimen dan kelompok control atau untuk menentukan apa yang telah diketahui oleh anak sebelum eksperimen dimulai.[7] Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).
c.      Factorial Design
Desain Factorial merupakan modivikasi dari design true Experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma Desain Factorial dapat digambarkan seperti berikut.


R          O1        X          Y1         O2
R          O3                    Y1         O4
R          O5        X          Y2         O6
R          O7                    Y2         O8


R          O7                    Y2         O8
 
 






Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi Pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama, jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat. Untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).[8]
Perlakuan (Prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok Eksperimen pertama yang telah diberi Pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok Eksperimen kedua yang telah diberi Pretest (O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2 – O1) – (O4 – O3), pengaruh perlakuan (Prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan  = (O8 – O5) – (O8 – O7),
Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antar kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena treatmen yang diberikan sama, tetapi karena adanya variabel moderator yang dalam hal ini adalah jenis kelamin pria dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamanya,tetapi pada umumnya kelompok wanita, lebih ramah dalam memberikan pelayanan sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.
d.      Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari True Experimental Design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok control, tetapi tidak dapt berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan Eksperimen.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan sebagai para kariyawan untuk Eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok control dalam penelitian, maka dikembangkan Desain Quasi Experimental.
Berikut ini dikemukakan dua bentuk Desain Quasi Experimental yaitu Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design.
(1)   Time-Series Design
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
 
 


Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. nila hasil Pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaanya stabil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diperi perlakuan. desain penelitan ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok control.
Hasil pretest yang baik adalah  O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. besarnya pengaruh perlakuan adalah (O5 + O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
(2)   Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan Pretest- Posttest Control Group Design hanya pada desain ini kelompok Eksperimen maupun kelompok control tidak dipilih secara random.


O1        X          O2
O3                    O4
 
 
Contoh:

Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok. Tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajat kesehatan karyawan setelah senam pagi selama satu tahun . O4, adalah derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam. Pengaruh senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan adalah  (O2 -- O1) – (O4 – O3), [9] 
3.      Karakteristik Penelitian Eksperimen
Dalam bentuk paling sederhana penelitian eksperimen, menurut Ary (2011: 338), mempunyai tiga ciri yaitu:[10]

a.       Suatu variabel bebas dimanipulasi,
b.      Semua variabel lainnya, kecuali variabel bebas, dipertahankan tetap,
c.       Pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat diamati.
Jadi dalam penelitian eksperimen ada dua variabel bebas yang dimanipulasi atau diubah-ubah oleh peneliti, sedang variabel terikat, yaitu variabel dimana akibat perubahan itu diamati, tidak dimanipulasi oleh peneliti. Misal: untuk meneliti suatu metode pembelajaran terhadap hasil belajar, maka peneliti memanipulasi metode pembelajaran (variabel bebas) dengan metode yang berbeda-beda untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar (variabel terikat).
Secara umum ada beberapa pendapat mengenai karakteristik penelitian eksperimen. Menurut Ary (2011: 342) ada tiga unsur penting dalam pelaksanaan suatu eksperimen yaitu:
a.       Pengendalian
Pengendalian merupakan inti metode eksperimen karena tanpa pengendalian peneliti tidak mungkin dapat menilai secara tegas pengaruh variabel bebas. Pengendalian, menurut Sukardi (2013: 181) adalah usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengendalikan suatu variabel atau subyek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan kendali secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.
Tujuan pengendalian dalam penelitian eksperimen adalah untuk mengatur situasi sehingga pengaruh variabel dapat diselidiki. Dalam penelitian kita tidak dapat menghindari bercampurnya variabel yang tidak ada kaitannya dengan masalah penelitian (extraneous variable) dengan variabel bebas. Kekacauan tersebut dapat dihilangkan dengan jalan mengendalikan pengaruh variabel-variabel luar (extraneous variable) yang relevan.
b.      Manipulasi
Karakteristik utama penelitian eksperimen adalah adanya tindakan memanipulasi variabel secara terencana oleh peneliti. Manipulasi dalam penelitian eksperimen, menurut Emzir (2012: 65) adalah peneliti memutuskan apa bentuk atau nilai-nilai variabel bebas (sebab) yang akan diambil dan kelompok mana akan mendapat bentuk yang sama. Manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat (Sukardi, 2013: 181).

c.       Pengamatan
Menurut Sukardi (2013: 182), tindakan pengamatan atau observasi dilakukan dengan tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam variabel terikat sebagai akibat dari adanya pengendalian dan manipulasi variabel. Sederhananya, pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat.




[1] Creswell, John W.. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, (New Jersey: Pearson Education Inc, 2012), h. 295
[2] McMillan, James H, Educational Research: Fundamentals for The Consumer. Sixth Edition. (Virginia: Pearson, 2012), h. 14
[3]Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 64
[4] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 20,  h. 107
[5] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), Cet. 24,  h. 108-111
[6] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), Cet. 25, h.  88
[7] S. Nasution Dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis Skripsi. Disertasi. Makalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. 16, h. 89
[8]  Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), op.cit., h. 112-113
                [9] Ibid., h. 113-116
[10]Ary, Donald, Jacobs, L. C. dan Razavieh, Asghar. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Terjemahan Arief Furchan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.                          

Komentar

Postingan Populer